Alkisah, Nurmince si Gadis Cantik dari Batak akan menghadapi ujian 
semester. Agar bisa konsentrasi, dia memutuskan menyepi ke villanya di 
Puncak. Setelah keluar dari jalan tol Jagorawi, Butet merasa lapar 
sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu Cipanas.
Beberapa pemuda tanggung langsung hutasoit-soit melihat Nurmnce yang seksi
 itu. Tapi butet tidak peduli, dia jalan sitorus memasuki rumah tanpa 
menanggapi. Sepiring Naibaho yang hangat dengan ikan gurame yang dibakar
 dengan batubara membuatnya semakin berselera. Apalagi diberi sambal 
terasi dan semangkok nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut , Nurmince melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan kesana ber-bukit-bukit. 
Kadang nainggolan, kadang manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak 
pohan. Kebanyakan pohan "tanjung". Beberapa diantaranya ada yang 
simatupang diterjang badai semalam.
Begitu sampai di villa, Nurmince membuka pintu mobil, wow, siregar sekali 
hawanya, berbeda dengan jakarta yang panggabean penuh asap. Hembusan 
perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan. Sejauh simarmata memandang 
warna hijau semuanya. Tidak ada tanah yang girsang.
Mulanya Nurmince ingin berenang. Tetapi yang ditemukan hanyalah bekas kolam
 renang yang akan di -hutahuruk dengan tambunan tanah. Akhirnya dia 
memutuskan untuk berjalan-jalan di kebun teh saja. Sedang asik-asiknya 
menikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh seekor ular yang
 sangat besar "Sinaga... !" teriaknya sambil lari sitanggang langgang.
Celakanya dia malah terpeleset dari tobing yg tinggi sehingga bibirnya 
sihombing. Kasihan sekali..., butet menangis marpaung-paung lantaran 
kesakitan.
Tetapi..., dia lantas ingat... bahwa sebagai orang batak pantang untuk menangis. Dia harus togar...!
Maka, dengan menguatkan, dia pergi ke puskesmas setempat untuk melakukan
 panjaitan terhadap bibirnya yang sihombing itu. Mantri puskesmas 
tergopoh-gopoh simangunsong di pintu untuk menolongnya.
"Hem... ongkosnya pangaribuan... " kata mantri setelah memeriksa sejenak.
"Itu terlalu mahal... bagaimana kalau napitupulu saja?" tawar si Nurmince
"Napitupulu terlalu murah, mengertilah saya sebagai PNS pandapotan saya 
khan kecil sekali , ekonomi keluarga saya sudah sangat ginting sekali," 
kata mantri memelas
"Jangan begitulah, masa tidak siahaan melihat bibir saya begini?".
"Baiklah , tapi panjaitan nya pakai jarum sitompul saja" sahut mantri mulai agak kesal.
"Cepatlah! aku sudah hampir munthe, yach... saragih sedikit tidak apa-apalah, dari pada bibirku sihombing terus..."
Malamnya...,
Ketika sedang asik belajar sambil makan kue lubis kegemarannya, 
sayup-sayup dia mendengar lolongan rajagukguk. Wah... Butet bonar-bonar 
ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara di pintunya berbunyi 
"Poltak...!" keras sekali.
"Ada situmorang ......! ",
"Sialan, cuma kucing..." desahnya lega. Dia sudah sempat berpikir yang silaen-laen.
Selesai belajar...,
Butet menyalakan televisi. Ternyata ada siaran Discovery chanel yang 
menampilkan hutabarat Amazon di Kanada yg terkenal itu serta simamora 
gajah purba yang berbulu lebat. Saat commercial break, muncul lagu 
nasional RI yang terkenal dengan seruannya "Simanjuntak gentar, 
sinambela yang benar...!".
Keesokan harinya...,
Butet kembali ke Jakarta dan langsung pergi ke kampus.
Di depan ruang ujian dia membaca tulisan "Harahap tenang, ada ujian ".
Butet bergumanm " ah ..... aku kan marpaung, boleh ribut dong .... ! ".
"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." wkwkwkwkkwwkkw :)